Page 9 - Keajaiban Sumur Tujuh
P. 9
"Ada apa?" kata Aria.
Dengan mulut yang dimonyongkan, Meis menunjuk orang- orang
itu.
"Paman, sedang apa orang-orang di situ?" kata Aria.
"Oooh...mereka sedang melihat-lihat sumur."
"Kenapa sumur saja mesti dipandangi begitu?" kata Meis.
"Sumur di sini terkenal, Neng!"
"Terkenal, Mi ?” Aria penasaran.
"Iya. Sumurnya juga banyak, ada tujuh buah," Mimi memberi
keterangan. Lebih lanjut Mimi menyambung, "Banyak orang yang minta
berkah supaya cita-citanya tercapai. Ada yang minta dagangannya laku.
Ada yang minta jodoh sesuai dengan yang diidamkan. Ada juga anak
sekolah yang minta ujiannya berhasil. Pokoknya macam-macamlah," kata
Mimi dengan bangga.
"Wah, hebat juga Mi," kata Meis.
"Kalau kita ingin berhasil dalam ujian kenapa tidak belajar?" tanya
Aria.
"Mana aku tahu. Tapi, ada juga, orang yang begitu."
"Ayo, kita lihat Mi," Meis menggaet tangan Mimi. Kedua anak
perempuan itu pun berlari. Bergabung dengan orang-orang. Mereka
mengitari sumur.
"Aneh-aneh juga, Paman,"kata Aria.
"Aneh bagaimana?"
"Minta-minta ke tempat keramat, menurut guru agama saya,
katanya, nggak boleh."
"Manusia di dunia ini bermacam-macam, Nak. Berlainan
kepercayaan. Berbeda kebiasaan. Tapi, kita harus saling menghormati.
Kamu belum tahu cerita asal-usul Sumur Tujuh?"
"Belum Paman," kata Aria menggelengkan kepalanya.
3