Page 26 - Cerita Penamaan Pulau matang
P. 26
Hancurlah penataan makanan yang tidak hanya
sedap dipandang, tetapi juga nikmat rasanya itu.
“Betul, Bos. Mengapa kita tidak diundang
oleh Baginda Sultan dalam pesta ini. Kini saatnya
kita yang mengisi hiburan, ‘kan?” sambut
pemuda yang berwajah sangar dengan pedang
di genggamannya.
“Hahahahahaha…,” tawa gerombolan itu.
Suara itu membekukan suasana pesta.
Penduduk desa tertegun dan mundur sedikit
demi sedikit agar tak bersinggungan dengan
para pembuat onar itu. Mereka berbisik-bisik
ketakutan. Bercampur baur perasaan setiap
penduduk yang menyaksikan peristiwa itu. Ada
yang kesal karena kerja keras mereka untuk
menyiapkan pesta harus lenyap dalam sekejap.
Ada yang marah karena perusuh mengacaukan
istana junjungan mereka. Ada yang gelisah dan
mencari-cari anak atau istrinya yang terpisah
ketika berlarian menghindari kedatangan
18