Page 10 - Cerita Kesatria yang Rendah Hati
P. 10

“Hamba...  Hamba...  Hamba  baru  saja  duduk  merajut  selendang  di

                  bawah  pohon  buah-buahan  di halaman  belakang  keputren.  Eh ...  tiba-tiba

                  ada dua orang laki-laki berdiri di hadapan adinda!” lapor Dewi Kadarningrum

                  dengan masih terengah-engah dan terbata-bata.

                         “Laki-laki?”  sahut  Raja  Jaya  Widarba  sambil  mengernyitkan  dahi

                  keheranan, berpandangan dengan istrinya.

                         “Benar,  Paduka  Raja,  dua  orang  laki-laki  yang  entah  dari  mana

                  asalnya ...,” ulang Dewi Kadarningrum yang masih dalam kepanikan berusaha

                  meyakinkan Raja Jaya Widarba dan permaisurinya.

                         Tentu  saja  raja  dan  permaisurinya  heran.  Sepengetahuan  mereka,

                  keputren hanya dihuni oleh para putri raja, para putri kerabat istana, dan

                  para dayang-dayang. Semua dayang-dayangnya pun perempuan. Tidak ada

                  laki-laki di keputren. Bagaimana bisa tiba-tiba ada dua orang laki-laki di sana

                  sebagaimana penuturan adiknya?

                         Dalam  keheranan  itu,  untuk  mencegah  kemungkinan  kedua  laki-

                  laki  tadi  melarikan  diri,  raja  segera  memerintahkan  pengawalnya  untuk

                  memeriksa  keputren  dan  menangkap  kedua  laki-laki  yang  diceritakan  oleh

                  Dewi Kadarningrum.

                         “Pengawal!” raja memanggil salah satu pengawalnya.

                         Seorang pengawal berlari mendekat dan bersimpuh di hadapan raja.

                         “Ampun, Paduka Raja?” sembah si pengawal.

                         “Cepatlah engkau menuju ke keputren kerajaan. Mintalah salah satu

                  dayang-dayang untuk menemanimu melihat pekarangan belakang keputren.

                  Jika  di  sana  ada  dua  orang  laki-laki,  segera  bawalah  kemari!”  demikian

                  perintah raja.

                         “Baik,  Paduka,”  sahut  pengawal  yang  dengan  cepat  segera  berlalu

                  menuju ke keputren.









                                                           4
   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15