Page 26 - Cerita Kesatria yang Rendah Hati
P. 26

Resi Jati Pitutur


                                    dan Boneka Ayam Jago















                         Sepeninggal  para  utusan  raja,  Bambang  Widyaka  melanjutkan

                  bertapa  sekaligus  berpikir  dan  mencari  pemecahan  masalah  yang  sedang

                  dihadapinya. Beberapa hari ia berada dalam situasi sulit itu. Tiba-tiba, dalam

                  kegelisahannya  yang  mendalam  muncullah  Resi  Jati  Pitutur,  ayahandanya.

                  Tanpa sepengetahuan Bambang Widyaka, resi mahasakti itu telah berdiri di

                  hadapannya.

                         “Oh,  Kanjeng  Rama,  terima  kasih  sudah  datang,”  suara  Bambang

                  Widyaka terdengar bergetar.

                         Dengan  hormat  dan  takzim,  Bambang  Widyaka  memberikan  sembah

                  kepada Resi Jati Pitutur. Kedatangan ayahandanya itu diam-diam memang

                  sungguh sangat diharapkannya. Dalam situasi-situasi yang menggelisahkan

                  hatinya  seperti  saat  ini,  ia  membutuhkan  tempat  untuk  bersandar  dan

                  berkeluh-kesah. Maka, betapa senang hatinya ketika melihat ayahandanya

                  telah datang.

                         Melihat tatapan mata anaknya, sang resi pun bertutur, “Putraku, aku

                  tahu kegundahan hatimu. Namun, engkau tak perlu khawatir. Aku pasti akan

                  menolongmu.”







                                                          20
   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31