Page 27 - Cerita Kesatria yang Rendah Hati
P. 27

Setelah berkata demikian, sang resi memberinya sebuah boneka ayam

                  jago.  Bambang Widyaka  pun  menerima  pemberian  ayahnya  itu.  Namun,  ia

                  heran, mengapa ia diberi sebuah boneka?

                         “Boneka ayam jago ... ini boneka ayam jago ...! Rama memberiku sebuah

                  boneka  ayam  jago?“  sahut  Bambang  Widyaka dengan  hati  bertanya-tanya

                  mengamati boneka ayam jago pemberian ayahandanya.

                         “Putraku,  niatmu  untuk  membebaskan  Lega  dan  Legi sangat  mulia.

                  Rama sangat bangga engkau punya rasa welas asih terhadap mereka. Untuk

                  itu, terimalah boneka itu sebagai bekal,” kata Resi Jati Pitutur.

                         “Bekal?” Bambang Widyaka masih tidak mengerti.

                         “Bekal untuk menghadapi Raja Jaya Widarba, maksud Ayah?” demikian

                  ia berusaha meyakinkan hatinya.

                         Sang resi tersenyum mengangguk.

                         “Akan tetapi, yang diminta oleh Raja Jaya Widarba bukanlah sebuah

                  boneka  ayam  jago,  Rama.”  Bambang  Widyaka  membantah,  tetapi  dengan

                  suara pelan.

                         Mendengar  bantahan  anaknya,  mengertilah  Resi  Jati  Pitutur  bahwa

                  anaknya masih belum memahami maksud bekal berupa boneka ayam jago yang

                  ia berikan itu. Namun, Resi Jati Pitutur berpikir bahwa anaknya itu bukannya

                  tidak paham, melainkan hatinya sedang sangat gundah sehingga tidak mampu

                  berpikir dengan jernih.

                         “Rama tahu, Raja Jaya Widarba mengajukan dua buah syarat untuk kau

                  penuhi, bukan?” Resi Jati Pitutur bertanya dengan lembut seraya berusaha

                  menghilangkan gundah di hati anaknya itu agar pikirannya jernih kembali.

                  Benarlah,  Bambang  Widyaka  pun  mengangguk  mengiyakan  perkataan

                  ayahnya.

                         “Nah, oleh sebab itu, aku memberimu sebuah boneka ayam jago. Boneka

                  ayam jago itulah yang akan menolongmu nanti,” sahut ayahnya.






                                                          21
   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32