Page 29 - Cerita Kesatria yang Rendah Hati
P. 29

“Rama?  Rama?”  teriak Bambang  Widyaka  sambil  menengok  ke

                  sekitarnya mencari keberadaan ayahnya yang tiba-tiba lenyap. Akan tetapi,

                  sosok Resi Jati  Pitutur  benar-benar  telah  hilang  dari  pandangannya.  Kini,

                  tinggallah Bambang Widyaka dalam kebingungan.

                         “Rama,” gumamnya sendiri, “Ayam jago ini hanyalah sebuah boneka.

                  Bagaimana mungkin boneka seperti ini bisa menolongku memenuhi permintaan

                  raja yang sangat sulit itu?” keluhnya dalam hati.

                         Sejenak  Bambang  Widyaka  terdiam.  Ia  berpikir  apa  yang  hendak

                  dilakukannya dengan sebuah boneka yang menurut ayahnya akan menolongnya

                  nanti ketika berhadapan dengan Raja Jaya Widarba. Akhirnya, setelah berpikir

                  sejenak,  ia  kemudian  memutuskan  untuk  berkemas-kemas  bersiap  menuju

                  hutan di luar gua dan akan mulai mencari harimau putih sesuai permintaan

                  raja.

                         Jadi,  ia  pun  memutuskan  untuk  mengakhiri  pertapaannya.  Ia

                  membereskan  beberapa  peralatan  yang  dibawanya  bertapa,  kemudian

                  mengemasnya dalam kantong kain yang biasa ia pikul di pundaknya. Tidak

                  lupa,  ia  masukkan  pula  boneka  ayam  jago  pemberian  ayahandanya  itu  ke

                  dalam kantong yang sama. Namun, saat ia hendak mengambil boneka yang

                  tadi  ia  letakkan  di dekat  kantong,  tiba-tiba boneka  itu  terjatuh.  Ajaib!

                  Seketika  boneka  itu  berubah  menjadi  seekor  ayam  jago  yang  benar-benar

                  hidup. Tubuhnya yang tadi kaku seperti terbuat dari tanah liat, warna bulunya

                  yang tadi kusam seperti terbuat dari cat pewarna, kini semuanya menjelma

                  menjadi nyata. Tubuhnya hidup dan bernapas. Bulunya mengilat berwarna

                  hitam dan merah menyala. Ayam jago itu pun berkokok dengan suara yang

                  merdu dan nyaring, melengking memecah kesunyian hutan di sekitar gunung.












                                                          23
   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34