Page 30 - Cerita Kesatria yang Rendah Hati
P. 30

Usai berkokok beberapa kali, ayam jago itu tiba-tiba terbang melesat ke

                  dalam hutan. Melihat boneka ayamnya yang hidup dan dalam sekejap lenyap

                  masuk ke hutan, tentu saja Bambang Widyaka terkejut bukan kepalang. Ia

                  bermaksud  berlari  mengikuti  perginya  ayam  jago  itu.  Ia  berpikir  ayam  itu

                  akan menunjukkan keberadaan harimau putih pesanan raja.

                         Namun, belum sempat Bambang Widyaka melangkahkan kaki, tiba-tiba

                  jatuhlah sehelai kain putih yang telah lusuh di dekat kakinya. Entah dari mana

                  asalnya,  kain  putih  nan  lusuh  itu  muncul.  Serta  merta  Bambang  Widyaka

                  menundukkan badan hendak memungutnya. Namun, lagi-lagi sungguh ajaib,

                  belum  sempat  dipungutnya,  kain  itu  berubah menjadi  seekor  buaya  putih.

                  Sontak Bambang Widyaka mundur beberapa langkah dari buaya itu.

                         “Jangan  terkejut,  wahai  Bambang  Widyaka!”  Tiba-tiba  terdengar

                  buaya itu bersuara. Ternyata, buaya putih itu bahkan dapat berbicara. Dari

                  mulutnya  yang  menganga-nganga  itu  keluarlah  suara  layaknya  seorang

                  manusia, suara laki-laki paruh baya.

                         “Si ... si ... siapa kau?” tanya Bambang Widyaka terbata-bata karena

                  terkejut bukan kepalang.

                         Tubuh hingga kakinya gemetar, matanya terbelalak. Tanpa disadarinya,

                  ia terus melangkah mundur dan mundur hingga cukup jauh dari keberadaan

                  buaya putih.

                         “Mendekatlah ke sini,” sahut buaya putih.

                         “Tidak ... tidak ... aku harus berhati-hati, aku tidak bisa begitu saja

                  percaya kepadamu, wahai buaya putih yang dapat berbicara!” sahut Bambang

                  Widyaka.

                         “Baiklah, aku adalah buaya putih yang akan menolongmu menyelesaikan

                  masalahmu,” kata buaya itu.

                         “Engkau ... engkau akan menolongku?” tanya Bambang Widyaka masih

                  tidak percaya.






                                                          24
   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35