Page 33 - Cerita Kesatria yang Rendah Hati
P. 33

“Apakah ia ... apakah ia ber ... berbahaya?” tanya Bambang Widyaka

                  ketika harimau itu hampir sampai kepada mereka. Ia tiba-tiba menjadi agak

                  gugup seperti tadi pertama kali melihat sosok buaya putih.

                         “Jangan khawatir, harimau putih sahabatku itu sangat baik dan tidak

                  berbahaya bagimu,” sahut buaya putih menenangkan hati Bambang Widyaka.

                          “Bagiku?” tanya Bambang Widyaka.

                         “Ya. Tentu saja bagimu dan bagi Raja jaya Widarba. Bagi orang lain,

                  mungkin ia akan mengamuk dan menyerang, sesuai yang diperintahkan raja

                  kepadanya,” jelas sang buaya putih.

                         Ketika  harimau  putih  dengan  langkahnya  yang tenang  tetapi  pasti

                  telah  sampai  di  hadapan  mereka,  tampaklah  oleh  Bambang  Widyaka  rupa

                  harimau itu.  Bulu berwarna putih tebal meyelimuti badannya yang tinggi,

                  besar, dan gagah. Di sekitar telinga dan lehernya, tumbuh bulu-bulu putih

                  yang menyerupai rambut-rambut halus nan lebat. Matanya bersinar garang,

                  terutama  ketika  ia  mengaum  dan  menyeringai,  menampakkan  gigi-gigi

                  taringnya  yang  kuat,  besar,  dan  tajam  seolah  siap mengoyak  mangsanya.

                  Kuku-kuku  pada  kakinya  juga  terlihat  panjang  dan  sangat  tajam  untuk

                  menerkam, mencakar, dan merobek.

                         Harimau putih itu kemudian duduk di dekat buaya putih. Sang buaya

                  putih pun lantas mengatakan maksud dan tujuan memanggilnya, yaitu bahwa

                  ia akan dijadikan abdi yang setia dan tunduk hanya pada perintah Raja Jaya

                  Widarba. Semua itu dilakukan demi untuk membantu Bambang Widyaka agar

                  Lega dan Legi yang sedang ditawan di istana segera dapat dibebaskan.

                         Mendengar permintaan buaya putih, harimau  putih itu pun menyanggupi.

                  “Baiklah, Buaya Putih, demi untuk membantu sahabatmu, Bambang Widyaka,

                  aku berjanji akan setia serta tunduk dan patuh hanya kepada perintah Raja

                  Jaya Widarba.”











                                                          27
   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38