Page 44 - Cerita Kesatria yang Rendah Hati
P. 44

Ia  ingat,  perjalanan  menuju  ke  Kerajaan  Alis-Alis dari  gunung

                  tempatnya bertapa tadi, jika tidak melalui kesaktian buaya putih, mungkin

                  juga akan memakan waktu yang lama karena medan yang berat.

                         “Ya. Tanah yang berbatu-batu dan hutan di mana-mana. Tanah yang

                  berbatu harus diselesaikan secara fisik dengan tenaga yang kuat dan banyak.

                  Itu tidaklah terlalu sulit karena aku memiliki rakyat yang banyak yang tentu

                  bersedia bekerja mewujudkan keinginanku.”

                         “Akan tetapi, hutan di mana-mana, itulah yang lebih sulit,” lanjut raja.

                         “Ternyata, beberapa titik di dalam hutan menjadi tempat persembunyian

                  para perampok,” jelas raja.

                         ”Perampok itu gemar merampas perbekalan yang diantar dari istana

                  untuk para pekerja pembuat terowongan.”

                         “Hmm, oleh  karena  itu,  terowongan  tersebut belum  selesai  hingga

                  kini?” imbuh Gusti Bambang Widyaka.

                         Raja mengangguk, “Padahal, sesungguhnya sebagian rakyatku sering

                  menderita kesulitan air manakala musim kemarau tiba ...,” keluh raja lagi.

                         “Jika  terowongan  itu  berhasil  digali  hingga  menembus  Sendang

                  beji,  tentu  kesulitan  air  di  masa  musim  kemarau  akan  teratasi.  Di  dalam

                  terowongan  itu  akan  dipasang  saluran  air  untuk  kebutuhan  masyarakat

                  sekitar. Terowongan itu juga dapat digunakan untuk perlintasan perdagangan

                  dua kerajaan,” lanjut raja.

                         Mendengar  penjelasan  itu,  Gusti  Bambang  Widyaka  mengangguk-

                  angguk. Dalam hatinya, ia menilai bahwa biarpun nama Raja Jaya Widarba

                  terkenal  sebagai  raja  yang  cukup  kejam  dan  tegas  terhadap  orang  yang

                  memang  bersalah,  sesungguhnya  raja  yang  di  hadapannya  ini  menyimpan

                  keprihatinan akan keadaan rakyatnya.













                                                          38
   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49