Page 47 - Cerita Kesatria yang Rendah Hati
P. 47

Mendengar nama ayahnya disebut, Gusti Bambang Widyaka terkejut

                  sesaat.

                         “Eh ... benar, Paduka, Resi Jati Pitutur adalah ayahanda hamba yang

                  telah menolong hamba sejak awal ...,”

                         “Pantas ... pantas ...,” ujar sang raja.

                         “Maksud ... maksud Paduka?”

                         “Ya, sesungguhnya aku sudah tahu sejak awal orang yang akan aku

                  hadapi ketika punakawanmu, Lega dan Legi, tertangkap di dalam keputren

                  kerajaanku beberapa waktu lalu,”

                         “Oh, ampun, Paduka Raja, siapakah yang memberitahukan asal-usul

                  hamba?”

                         “Tentu saja mereka, Lega dan Legi!” kata raja tersenyum.

                         “Oleh  karena  itu,  engkau  pun  tak  perlu  khawatir  akan  keselamatan

                  punakawanmu  itu.  Jika  terowongan  itu  telah  berhasil  tergali,  aku  akan

                  memanggil  mereka  kemari.  Dengarlah  dari  mereka  nanti,  seperti  apa  aku

                  memperlakukan mereka di dalam ruangan di bawah kerajaanku ini,” kata raja.

                         Sementara itu, semua yang ada di sekitar tempat terowongan itu digali

                  tampak tertegun menanti yang akan terjadi dari dalam tanah yang sedang

                  di gali. Terbayang pula di benak sebagian dari mereka, yaitu para pengawal

                  dan  prajurit  kerajaan,  betapa  dahulu  berkali-kali  usaha  raja  membangun

                  terowongan  itu  selalu  terbentur  dengan  keselamatan  para  pekerja.  Para

                  pekerja, yang tidak lain di antaranya adalah sanak saudara para abdi kerajaan,

                  banyak yang celaka, mengalami cacat seumur hidup, bahkan melayang jiwanya

                  di tangan para perampok. Kenyataan itu tentu sangat menyedihkan rakyat

                  Kerajaan Alis-Alis, terutama keluarga yang mengalaminya. Bagaimana tidak,















                                                          41
   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52