Page 60 - Cerita Kesatria yang Rendah Hati
P. 60

“Ampun,  Paduka, menurut  teman  hamba  yang menjaga  pintu  tadi,

                  laki-laki tua itu berjenggot panjang berwarna putih. Kepalanya dibalut kain

                  putih  pula.  Bajunya  pun  serba  putih  dan  panjang.  Perawakannya  sedang,

                  tidak gemuk, tetapi tidak pula kurus. Demikian, Paduka ...,” jawab pengawal

                  menjelaskan gambaran fisik si laki-laki tua tersebut.

                         Mendengar  ciri-ciri  yang  disebutkan  pengawal  raja,  Gusti  Bambang

                  Widyaka,  Lega, dan  Legi serta-merta  saling  pandang.  Mereka  seolah  tahu

                  tamu yang ada di depan pitu utama istana.

                         “Ampun, Paduka Raja, izinkan hamba mengatakan sesuatu, sepertinya

                  hamba tahu laki-laki tua itu ...,” kata Bambang Widyaka segera.

                         “Oh, engkau mengenalnya, Nak? Siapakah dia?” sambut raja segera.

                         “Ampun, Paduka, hamba yakin, tamu itu adalah ayahanda hamba, Resi

                  Jati Pitutur.”

                         “Apa?”  raja  terkejut,  “Sungguh  suatu  keajaiban  apabila  benar  yang

                  kau katakan itu, Nak,” ujar raja.

                         Lantas,  segera  raja  memerintahkan  pengawalnya  untuk  membuka

                  pintu  utama  istana  dan  mempersilakan  tamu  itu  untuk  masuk  ke ruang

                  singgasananya. Benarlah, beberapa saat kemudian, muncul di depan pintu

                  ruang singgasana raja, seorang laki-laki tua yang tidak lain adalah Resi Jati

                  Pitutur.

                         Melihat  kedatangan  ayahandanya,  Gusti Bambang  Widyaka  segera

                  menyambut dengan mencium telapak kaki sang resi itu.

                         “Rama,” bisik Bambang Widyaka.

                         Menerima sembah yang demikian, sang resi segera mengajak anaknya

                  untuk kembali berdiri. Seketika itu pun raja dan semua yang ada di ruangan

                  itu yang tadinya duduk, bersama-sama secara serempak berdiri seolah ingin

                  menyambut kedatangan resi yang bijaksana itu.









                                                          54
   55   56   57   58   59   60   61   62   63   64   65