Page 9 - Cerita Kesatria yang Rendah Hati
P. 9

jangan-jangan  perempuan  itu  bukanlah    manusia,  melainkan  sebangsa  roh

                  halus. Menurut pemikiran mereka, tidak mungkin di dalam hutan ada manusia

                  yang berpakaian rapi dan cantik jelita seperti itu.

                         Sambil  mengendap-endap, Lega dan  Legi berjalan  berjingkat-jingkat

                  mendekati  perempuan  tersebut.  Maksud  hati  mereka  ingin  memastikan,

                  apakah  benar  sosok  itu  adalah  manusia?  Jika  memang  manusia,  mereka

                  ingin bertanya, mengapa duduk sendiri di dalam hutan? Namun, jangankan

                  bertanya, saat jarak antara ketiganya telah cukup dekat, perempuan itu tiba-

                  tiba menoleh dan seketika itu pun berteriak menjerit karena terkejut melihat

                  dua laki-laki yang muncul di dekatnya. Dewi Kadarningrum pun tunggang-

                  langgang  meninggalkan  Lega  dan  Legi  yang  diam  terpaku  menyaksikan

                  kejadian itu. Segala peralatan rajutnya pun jatuh berserakan di bawah pohon.

                           “Kakak, Kakak!”  tergopoh-gopoh  Dewi  Kadarningrum  menghadap

                  kakaknya.

                         Ternyata,  Dewi  Kadarningrum  berlari  menuju  ke singgasana  raja  di

                  dalam istana Kerajaan Alis-Alis yang tidak jauh dari keputren untuk menemui

                  kakaknya, Raja Jaya Widarba.

                         Teriakan Dewi Kadarningrum itu mengejutkan raja dan permaisuri.

                         “Ada  apa  adikku, Dewi  Kadarningrum?  Mengapa  engkau  tergopoh-

                  gopoh berlari seperti itu?” tanya permaisuri Raja Jaya Widarba yang sedang

                  duduk di singgasana bersama suaminya, Raja Jaya Widarba.

                         “Ampun,  hamba  menghaturkan  sembah  ...,”  dengan  terengah-engah

                  Dewi  Kadarningrum  berbicara,   “Hamba  hendak melaporkan  sesuatu  ...,”

                  lanjutnya.

                         “Katakanlah segera, Adinda!” teriak raja.















                                                           3
   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14