Page 12 - Ketut Bagus
P. 12
2
azan magrib yang memanggil untuk sujud. sejenak kepada Sang
Pencipta.
"Satu... dua... tiga..." terdengar suara empat orang anak yang
sedang balap lan", masing-masing saling men-dahului untuk sampai
ke Masjid At-Taqwa.
"Horeee... aku nomor empat," teriak I Ketut Bagus sambil
mengacung jarinya menunjukkan angka empat.
"Aku nomor dua," seru I Nengah Dwi.
"Aku nomor tiga," susul I Nyoman Tri.
"Aku nomor satu," sambung I Wayan Eka.
"Nomor empat saja bangga," kata I Wayan Eka kepada I Ketut
Bagus sambil memperlihatkan gigi depannya.
"Jangan mengejek Eka, mentang-mentang tinggi, langkahnya
panjang-panjang," balas I Ketut Bagus dengan kesal sambil
membetulkan letak kacamatanya.
Merupakan suatu kebanggaan bagi geng intelektual cilik,
demikian mereka menamakan kelompoknya yang ter-diri dari I Ketut
Bagus, I Nengah Dwi, I Nyoman Tri, dan I Wayan Eka, apabila
dapat sampai di mesjid nomor satu, bukan nomor empat seperti
yang diserukan oleh I Ketut Bagus.
Allahu Akbar... Allahu Akbar... Ashadualaailahailallah...
"Sudah-sudah, dengar tuh suara ikamah mari kita atur
barisan!" ajak I Wayan Eka sambil membetulkan kemeja lengan
panjangnya.
"Rapatkan saf dan luruskan!" terdengar perintah imam.