Page 16 - Ketut Bagus
P. 16
6
Kali ini ibunya terdiam. la tidak tahu jawabannya, maka ia
berkata kepada Ibrahim.
"Jangan berkata seperti ini, Nak, nanti Raja Namrud marah."
"Mengapa Raja Namrud marah, Bu?"
"Sssttt diam!" perintah ibunya sambil meletakkan telunjuk di
depan hidungnya.
Setelah mendengar jawaban ibunya, Ibrahim tidak puas. la
mengumpulkan data-data untuk memecahkan masalah ini.
Di suatu malam keluarlah Ibrahim untuk mencari Tuhannya.
Disaksikannya bintang di langit yang indah. Namun, begitu malam
larut, bintang tersebut hilang di balik awan.
"Aku tidak suka yang tenggelam, bintang bukan Tuhan-ku,"
kata"Ibrahim.
Pada malam berikutnya disaksikan bulan yang lebih besar dan
lebih terang daripada bintang. Namun sama dengan bintang, ketika
malam larut, bulan tenggelam di balik awan. Sekali lagi Ibrahim
berguman.
"Aku tidak suka yang tenggelam."
Esok pagi disaksikannya mentari yang menyinari seluruh
alam. Ibrahim yakin bahwa ini adalah Tuhannya karena lebih besar
dan lebih terang. Tapi apa yang terjadi, ketika sore mentari mulai
tenggelam di ufuk barat.
"Ah, dia juga bukan Tuhanku," gumam Ibrahim.
Setelah diuji, semua hasil pengamatannya tidak me-nunjukkan
hasil. Semua adalah bukan Tuhannya. Akhirnya,