Page 32 - Ketut Bagus
P. 32

22

            menutupi  bajunya  yang  kekecilan,  usang,  dan  dekil  dengan
            tangannya karena malu.

                  "Kami yakin, kamu yang telah mencuri makanan kami. Tidak
            mungkin  di  padang  rumput  terpencil  ini  kamu  bisa  membeli
            makanan tersebut," tambah I Ketut Bagus lagi. "Oh, makanan ini,"

            kata anak gembala sambil menunjuk makanan yang sudah hampir
            habis  dimakannya,  "karena  ini  tuan-tuan  datang  dan  marah-
            marah?"

                  "Bukan karena makanan itu, .tahu, tapi karena kamu mencuri
            makanan itu dari kami," kata I Wayan Eka sengit.

                  "Kamu bisa dihukum kisas tahu," tambah I Nengah Dwi tidak
            kalah sengitnya.
                  "Masih bagus aku tidak mengambil uang dan barang-barang

            kalian. Kalau aku mau, aku bisa," kata anak gembala itu tenang.
                  "Kamu  harus  mengembalikan  makanan  itu,"  muka  I  Ketut

            Bagus tampak merah.
                  "Makanan  itu  sudah  habis  kumakan.  Aku  tidak  punya  uang
            untuk membayarnya," anak gembala itu termenung sejenak, "kalian

            kan sudah biasa makan makanan seperti itu, lagi pula apa salahnya
            sih beramal pada orang miskin."
                  "Kamu harus dihukum," kata I Ketut Bagus keras.

                  "Aku tidak mau dihukum," tambah anak gembala itu.
                  "Pokoknya kamu harus dihukum," tambah I Nengah Dwi.
                  "Kita  damai  saja  deh,  aku  mau  dihukum  dengan  syarat  kita

            adu  kekuatan.  Kalian  boleh  pilih  balap  lari,  adu  panco,  berkelahi,
   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37