Page 33 - Ketut Bagus
P. 33

23

            manjat  pohon,  mendaki  gunung  atau  berenang.  Kalau  aku  kalah,
            aku  bersedia  dihukum  mencari  kayu  bakar,  mengambil  air,  dan

            membersihkan  tempat  halaman  tenda  kalian  selama  berkemah  di
            sini.  Tapi,  bila  aku  menang,  aku  bebas  dari  segala  hukuman  dan
            kalian ikhlas memberikan makanan yang telah kumakan itu."

                  "Baiklah,"  kata  I  Ketut  Bagus  tak  punya  pilihan,  "tapi  aku
            butuh waktu untuk memikirkan dan mempersiapkannya dua jam lagi
            kamu datang ke tenda kami."

                  "Baiklah," jawab anak gembala tersebut.
                  I Ketut  Bagus,  I  Wayan  Eka,  dan  I  Nengah  Dwi  kembali  ke

            tenda  dengan  kesal.  Sampai  di  sana  I  Nyoman  Tri  sedang  sibuk
            memasak,  kemudian  semuanya  membantu  memasak.  Beberapa
            saat masakan pun siap. Mereka makan dengan lahapnya walaupun

            hanya nasi, sayur kangkung, dan ikan asin. Setelah selesai, mereka
            berunding.

                  "Mana  yang  kita  pilih  balap  lari,  adu  panco,  berkelahi,
            berenang  manjat  pohon,  atau  mendaki  gunung?"  tanya  I  ketut
            Bagus.

                  "Balap  lari  saja.  Bagus,  kamu  kan  sering  paling  belakang
            kalau balap lari bersama kita, kalau kita ingin berangkat shalat dan
            mengaji," usul I Wayan Eka.

                  "Siapa tahu kali ini kamu bisa paling depan," lanjut I Wayan
            Eka.

                  "tya Bagus," tambah I Nyoman Tri.
                  "Assalamualaikum,"  tiba-tiba  anak  gembala  sudah  tiba  di
   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38