Page 43 - Ketut Bagus
P. 43

33

                  Semua  tertawa  mendengarnya.  Mereka  berjalan  beriringan
            bersenda ria. Pemandangan menuju desa Bedugul indah melewati

            danau  dan  sawah  ladang.  Beberapa  sampailah  mereka  di  desa
            Bedugul.
                  ‘Mampir  ke  rumahku  dulu  sebelum  kita  menyelidiki  wabah

            penyakit,"  usul  Bagas.  Mereka  semua  menyetujuinya.  Tak  berapa
            lama sampailah mereka ke sebuah rumah yang sangat sederhana.
            Rumah  tersebut  berdinding  papan.  Jalan-jalannya  agak  becek

            karenan semalam habis disiram hujan.
                  "Assalamualaikum."

                  "Waalaikumsalam," seorang ibu berumur sekitar tiga puluh
            tahunan menggendong anak membukakan pintu.
                  “Ibu, ini teman-teman Bagas yang baru, mereka dari kota,”

            Bagas memperkenalkan teman-temannya pada ibu itu.
                  “Silahkan masuk, Nak!"

                  “Terima kasih,” jawab mereka bersamaan.
                  “Ayahmu dimana, Bagas?" tanya I Ketut Bagus.
                  “Ia sedang mencangkul di sawah," jawab Bagas singkat.

                  “Bagas  hari  ini  kau  minta  izin  untuk  tidak  menggembala
            kambing,  Agus terkena wabah penyakit menular," kata ibu sambil
            membawa nampan berisi lima gelas air putih.

                  “Apa ? Agus terkena wabah penyakit menular?" Bagas agak
            cemas
                  “Siapa Agus, Bagas?”

                  “Adikku,” jawab Bagas singkat.
   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48