Page 49 - Ketut Bagus
P. 49

39

            juga akan mengirim pesan kilat kepada pamanku untuk bisa datang
            menolong warga yang terkena penyakit ini. Kebetulan dia seorang

            dokter."
                  Tidak  terasa  waktu  telah  menunjukkan  pukul  dua  belas
            malam.  Mereka  menutup  rapat  dengan  doa  majelis.  Kemudian

            mereka  beristirahat  tidur  untuk  mengembalikan  tenaga  guna
            penyelidikan  esok.  Malam  semakin  larut,  mereka  tidur  dengan
            nyenyaknya.  Malam  yang  sunyi  hanya  terdengar  suara  jengkerik

            yang mengiringi mimpi indah mereka.
                  Esok    harinya    mereka    bersiap    untuk   mengadakan

            penyelidikan.  Bagas  menjaga  dan  mengamati  adiknya  dengan
            memberikan pil kina. I Ketut Bagus dan I Wayan Eka mendatangi
            Pak  Lurah.  I  Nengah  Dwi  dan  I  Nyoman  Tri  mendatangi  rumah

            penduduk  yang  terkena  wabah  sambil  mengamati  keadaan
            lingkungannya.

                  “Tok…  tok...  tok...,"  di  depan  rumah  Pak  Lurah,  I  Ketut  I
            Wayan Eka mengetuk pintu, "Assalamualaikum."
                   "Wa’alaikumsalam,"  terdengar  jawaban  dari  dalam  rumah,

            pintu pun dibuka, tampak seorang ibu setengah baya.
                  “Permisi, bisa bertemu dengan Pak Lurah, Bu?" tanya I Ketut
            Bagus.

                  “Bisa, silakan masuk, Nak!" jawab ibu itu ramah.
                  “Ada perlu apa, Nak?" tanya seorang lelaki hamper setengah
            abad umurnya, berpakaian jas rapi. Tampaknya ia akan berangkat

            ke kantor kelurahan.
   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54