Page 53 - Ketut Bagus
P. 53

43

                  Setelah  pengarahan  tersebut,  semua  warga  desa  dengan
            dibantu  oleh  kelompok  intelektual  cilik  membersihkan  lingkungan,

            terutama membersihkan selokan, mengubur botol dan kaleng bekas
            dan lainnya guna memberantas penyakit malaria.
                  Esok  harinya  sebuah  sedan  meluncur  memasuki  desa

            Bedugul  dan  berhenti  di  depan  kantor  kelurahan.  Seorang  lelaki
            muda  keluar  dari  mobilnya.  I  Ketut  Bagus  yang  saat  itu  sedang
            bercakap-cakap  dengan  Pak  Lurah  dan  kelompok  intelektual  cilik

            lainnya melihat kedatangan mobil tersebut dan menyambutnya.
                  "Apa kabar, Paman Dokter?" sapa I Ketut Bagus, "Kedatangan

            Paman sudah kami nanti-nantikan."
                  "Baik, Bagus," jawab Paman sambil mengelus kepala I Ketut
            Bagus.  Paman  sangat  sayang  kepada  I  Ketut  Bagus,  keponakan

            satu-satunya itu.
                  Paman dokter pun bersalaman dengan Pak Lurah. Kemudian,

            dokter memeriksa pasien penderita malaria. Penderita yang sudah
            parah memerlukan penanganan khusus. Kelompok intelektual cilik
            membantu  penanganan  pengobatan  penderita  wabah  penyakit

            malaria.
                  Desa  Bedugul  menjadi  indah  kembali.  Kini,  desa  itu  telah
            bersih dan bebas dari wabah penyakit. Seluruh warga desa merasa

            berhutang budi kepada geng intelektual cilik, terlebih lagi Pak Lurah.
            Pak  Lurah  memberikan  hadiah  vandel  kepada  intelektual  cilik
            sebagai  kenang-kenangan  desa  Bedugul.  Mereka  senang  sekali

            menerimanya. Kelompok intelektual cilik itu hams kembali ke kota
   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58