Page 54 - Ketut Bagus
P. 54

44

            karena  waktu  libur  hampir  habis.  Semua  penduduk  desa
            melepasnya dengan berat hati.

                  Sebelum  berangkat,  mereka  meminta  izin  membawa  Bagas
            untuk ikut serta ke kota kepada keluarga Bagas.
                  "Ibu,  bolehkah  Bagas  turut  serta  bersama  kami  ke  kota,

            mungkin  untuk  waktu  yang  lama  sebab  Bagas  ingin  sekolah  di
            sana," tanya I Ketut Bagus ragu-ragu.
                  "Boleh saja," jawab Ibu datar, "Ibu malah senang sebab Ibu

            sudah susah untuk membiayainya."
                  "Benar, Nak," seorang Bapak muncul di depan pintu.

                  "Kami akan senang sebab itu akan meringankan beban kami."
                  "Bagas di mana sekarang, Bu?" tanya I Ketut Bagus senang.
                  "Sedang menggembala kambing, Nak," jawab Ibu.

                  "Kalau begitu kami permisi, Bu, Pak!"
                  "Mari," jawab Ibu dan Bapak Bagas bersamaan.

                  Di  perjalanan  I  Ketut  Bagus  diam  saja,  ia  tampak  sedang
            memikirkan sesuatu.
                  "Kita tidak usah ke tempat Bagas di padang rumput, kita ke

            kemah saja," kata I Ketut Bagus.
                  "Lho, kenapa?" tanya I Wayan Eka bingung, "Bukankah kita
            akan  memberitahukan  agar  siap-siap,  besok  akan  berangkat

            bersama kita?"
                  "Kita tunda kepulangan kita," jawab I Ketut Bagus singkat.

                  “Kenapa  ditunda?"  ganti  I  Nengah  Dwi  yang  bingung.
            “Bukankan hari lagi kita masuk sekolah?"
   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58   59