Page 60 - Ketut Bagus
P. 60

50

                  "Sekarang  kita  dapat  menarik  kesimpulan  bahwa  Bagas
            bukanlah anak kandung Ibu dan Bapak I Mangku Engengan. Tidak
            mungkin orang tua yang bergolongan darah A dan AB melahirkan
            anak  dengan  golongan  darah  0,"  I  Ketut  Bagus  memastikan
            pendapatnya.
                  "Jangan  beri  tahu  hal  ini  pada  Bagas.  Dia  belum  siap

            mendengarnya," kata i Nengah Dwi.
                  "Sewaktu-waktu  pasti  kita  akan  memberitahukannya,  dan
            bersama-sama kita selidiki siapa orang tuanya sebenarnya," kata I
            Wayan Eka.
                  "Sssttt...,"  I  Nyoman  Tri  meletakkan  jarinya  di  ujung
            hidungnya, "itu dia datang."

                  "Hei,  kawan-kawan,  jadi  kan  besok  kita  ke  kota,"  Bagas
            datang dengan membawa tangkai daun-daun dan bunga.
            "Ini tambahan untuk koleksi herbarium kalian."
                  "Terima kasih, Bagas," jawab I Ketut Bagus.
                  "Segar dan bagus sekali daun-daunan bunga ini."
                  Esok  harinya  mereka  meminta  izin  kepada  penduduk  desa
            Bedugul  untuk  kembali  ke  Pegayaman.  Pak  Lurah  dan  beberapa
            penduduk  desa  lainnya  mengantarkan  sampai  di  batas  desa

            Bedugul.
                  "Tuuut...  tut...  tut,"  suara  klakson  mobil  menyayat  hati.
            Meninggalkan  seribu  kenangan  desa  Bedugul.  Sawah  luas
            membentang, gunung tinggi menjulang, alunan air di danau Bratan
            mengalun, keramahan  penduduknya  dan kenangan  lainnya  begitu
            berkesan.
   55   56   57   58   59   60   61   62   63   64   65