Page 76 - Ketut Bagus
P. 76

66

                  "Siapa  yang  berkata  begitu?"  kata  bapaknya  sambil
            menghapus peluhnya.
                  "Berterus teranglah Bapak, kumohon!" Bagas memelas.

                  "Benar,  Nak,  engkau  memang  bukan  anak  kandungku.
            Engkau  kuasuh  sejak  berumur  tiga  tahun  yang  merupakan  titipan

            dari orang tuaku dulu di Banyuwangi. Ibuku me-nerima engkau dari
            kakaknya,  dari  Kediri.  Sebelum  meninggal,  ia  menitipkan  engkau
            pada ibuku."
                  "Bagas sudah tahu semuanya," kata Bagas lesu.

                   "Bagas mengucapkan terima kasih kepada Ibu dan Bapak I
            Mangku  Engengan  yang  telah  mengasuh  dan.-mem-besarkan
            Bagas  selama  ini.  Sekarang  Bagas  telah  menemu-kan  saudara

            kandung dan sekaligus saudara kembar, yaitu I Ketut Bagus. Dan
            orang  tua  I  Ketut  Bagus  adalah  orang  tua  Bagas  juga.  Bagas
            berjanji  tak  akan  melupakan  jasa  Ibu  dan  Bapak.  Bagas  akan
            bersekolah di kota untuk menjadi orang. Dan setelah berhasil nanti,

            Bagas  akan  membantu  adik-adik  Bagas  yang  di  sini  untuk  bisa
            sekolah juga, sebagai balas budi kepada Ibu dan Bapak."
                  Bagas,  Ibu  dan  Bapak  I  Mangku  Engengan  saling  terharu

            berpelukan  dan  menangis.  Setelah  itu  Bagas  dan  I  Ketut  Bagus
            meminta izin untuk kembali ke Pegayaman.
                  "Kami mohon diri untuk kembali ke Pegayaman," kata I Ketut
            Bagus sopan.

                  "Main ya... ke rumah silaturahmi, ini alamatnya," I Ketut Bagus
            memberikan alamat rumahnya.
   71   72   73   74   75   76   77   78   79   80   81