Page 48 - Riau - Kisah Burung Udang dengan Ikan Toman
P. 48

“Ya,  ya,  aku  tahu  itu.  Beberapa  buaya  memang

            sering berjemur di daratan, di pinggir sungai di antara
            rumpun pulai,” sahut burung udang jantan. Pohon pulai

            adalah pohon yang batangnya ringan, kulit pohonnya
            bergetah, dan pohon ini bisa dijadikan obat.

                 “Aku juga sering melihat para buaya itu, mereka
            selalu waspada dan menganga menanti mangsa,” kata

            burung udang jantan menjelaskan.
                 “Tetapi,  siapa  yang  berani  mendapatkan  hati

            buaya, binatang yang besar dan buas itu?” sela ikan
            toman.

                 “Tenanglah,  hal  itu  tak  perlu  dirisaukan.
            Peribahasa menyatakan ‘orang pencemas mati hanyut,

            berani hilang tak hilang, berani mati tak mati.’ Dalam
            mengerjakan  suatu  pekerjaan  hendaklah  dengan

            berani,  jangan  takut-takut.  Kalau  takut  tidak  bisa
            menyampaikan maksud!” kata burung udang memberi

            semangat kepada sahabatnya.
                 “Baiklah, sekarang aku akan mencari limau sebagai

            obat penawar racun,” kata burung udang jantan.
                 Burung  udang  kemudian  terbang.  Tidak  berapa

            lama  burung  itu  telah  kembali  dengan  membawa
            sebuah limau. Limau itu kemudian diberikan pada ikan


                                          40
   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53