Page 22 - Cerita Asal Mula Desa Golo Nggelang
P. 22
Taju menuntun istrinya menuju ke pondok kecil
di sudut kebun mereka. Pondok itu tidak begitu besar,
tetapi cukup bermanfaat bagi mereka. Biasanya mereka
gunakan pada saat rehat untuk makan siang bersama
dan beristirahat jika matahari begitu kuat menyengat
tubuh dan bumi. Setelah mereka duduk bersama,
Taju menggegam tangan Meler sang istri dan kembali
membujuknya, “Katakanlah Meler, aku mengenalmu
dengan baik, tidak biasanya engkau berperilaku begini,
engkau adalah istriku yang periang, dan selalu jujur
kepadaku. Namun, sekarang ini aku merasakan ada
sesuatu yang engkau sembunyikan dariku, katakanlah,
katakanlah.” Taju meyakinkan istrinya.
Setelah mendengar perkataan dan bujukan dari
Taju dan mempertimbangkannya baik-baik, Meler
memutuskan untuk memberanikan diri bercerita tentang
mimpinya kepada suaminya. Ia akan menceritakan
tentang mimpi dan penyebab perubahan pada sikapnya
selama ini. Dengan suara terbata-bata dan menahan
tangisnya, Meler berkata, “Maafkan aku suamiku, aku
sudah menyembunyikan semua ini darimu. Apakah
engkau marah padaku? Maafkan aku karena aku tidak
jujur kepadamu.”
13