Page 27 - Cerita Asal Mula Desa Golo Nggelang
P. 27

“Kalau begitu, benar apa yang aku katakan kemarin
            malam, itu semua hanyalah mimpi buruk. Mimpi tidak

            akan menjadi kenyataan karena sudah tidak ada lagi,
            percayalah,  semuanya  akan  baik-baik  saja  dan  sekali

            lagi percayalah padaku!” sahut suaminya menguatkan
            hati  Meler.  Meler  pun  dengan  keyakinan  yang  penuh

            berkata kepada Taju, “Benar suamiku, mulai sekarang
            aku  akan  selalu  menuruti  kata-katamu;  mendengar

            semua nasihatmu. Aku akan melupakan mimpi itu. Aku
            akan berusaha untuk tidak memikirkan lagi anak yang

            akan dikaruniakan oleh Dewata kepada kita. Aku akan
            berdoa  kepada  Dewata,  berpuasa,  berdoa  memohon

            berkat  dan  kekuatan,  meyerahkan  semua  kecemasan
            dan kegelisahanku kepada-Nya.”

                 Selesai  makan  siang  dan  rehat  sejenak,  Taju
            kembali  ke hutan  mencari  kayu  bakar  untuk  dijual,

            sedangkan Meler mencari ubi kayu dan jagung di kebun
            untuk  makanan  mereka.    Aktivitas  mereka  kembali

            berjalan seperti sedia kala.
                 Pada malam sebelum tidur, Taju dan Meler selalu

            berdoa.  Mereka  mengucap  syukur  atas  penyertaan
            Dewata  dan  tak  henti-hentinya  memohon  untuk






                                         18
                                         18
   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32