Page 37 - Cerita Asal Mula Desa Golo Nggelang
P. 37

Taju  heran  dengan  kejadian  yang  dialami  oleh
            istrinya dan tidak mempercayai semua yang diceritakan

            oleh istrinya.  “Sudahlah, Meler, tenanglah, lebih baik
            mulai besok engkau tidak usah lagi pergi ke hutan untuk

            mencari kayu. Biar aku yang mencarinya,“ kata Taju.
                 Dengan napas dan suara yang terbata-bata Meler

            berkata,  “Baiklah,  aku  akan  menenangkan  diri  dan
            untuk sementara aku tidak ke hutan, aku akan bekerja

            di kebun saja.”
                 Pada malam harinya, seperti biasa setelah makan

            malam,  mereka  berdoa  bersama.  Kebiasaan  ini  selalu
            mereka  lalukan.  Mereka  mengucap  syukur  kepada

            Dewata atas rejeki yang mereka terima sepanjang hari.
            Suasana  malam  itu  begitu  dingin,  sepi, dan  tenang,

            hanya suara burung dan binatang malam lainnya yang
            menemani  mereka.  Dalam  tidur  malam  itu,    Meler

            kembali  bermimpi  yang  sama,  tetapi  dalam  mimpinya
            kali ini kakek tua itu berkata bahwa tahun depan ia akan

            hamil  dan  melahirkan  seorang  anak  laki-laki  seperti
            yang pernah dikatakan dalam mimpi sebelumnya. Kali

            ini  Meler  lebih  tenang  menanggapi  mimpi  itu.  Malam
            makin larut. Meler tertidur sangat lelap dan terbangun

            oleh suara kokokan ayam jantan milik mereka.



                                         28
                                         28
   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42