Page 52 - Cerita Asal Mula Desa Golo Nggelang
P. 52

Tanpa malu dan merasa bersalah, Gelang bergegas
            meninggalkan  kebun  itu.  Dia  mengambil  langkah

            cepat  agar  tidak  diketahui  oleh  pemilik  kebun  bahwa
            dialah yang mencuri buah pepaya itu. Gelang kembali

            melompati  pakar.  Namun,  tiba-tiba  dia  mendengar
            teriakan  pemilik  kebun  itu.  “Hei  kamu...  berhenti,

            kembali!”
                 Tanpa menoleh ke arah suara teriakan itu, Gelang

            lari menghindar dan tak terkejar oleh si pemilik kebun.
                 Menjelang  sore,  Gelang  tiba  di rumah.  Meler

            terkejut melihat sayur-sayur yang dibawa Gelang tadi
            pagi dibawa pulang kembali. Dengan wajah yang pura-

            pura  murung,  Gelang  melapor  kepada  ibunya,  “Ibu,
            maafkan aku, Bu, maaf, sayurnya tidak laku. Aku sudah

            berkeliling kampung dari pagi hingga sore, tetapi sayur
            ini  tidak  laku  juga  sehingga  aku  membawanya  pulang

            kembali.”
                 Sambil  menghela  napas  panjang  dan  mengelus

            dada Meler berkata, “Tidak apa-apa anakku. Kemarilah!
            Engkau  pasti  lelah,  sekarang  duduk  di  samping

            ibu.    Beristirahatlah.  Setelah  itu,  pergi  mandi  hari
            sudah  sore.”  Sambil  mengelus  kepala  anaknya,  Meler







                                          43
   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57