Page 24 - Kalsel-Siti Akbari-Datu Diyang-Sigit-Cek Kity
P. 24

4. DIYANG SI PERAMU OBAT



                 Tadi malam hujan turun deras sekali. Tanah terlihat
            basah. Tanaman masih menyimpan tetes air di antara

            rimbun  dedaunan.  Suasana  terasa  sejuk  dan  segar.
            Ditambah lagi kecipak ikan-ikan di pinggir batang. Riak
            air laksana hamparan kain sutra tertiup angin.
                 Dari jendela rumah, terlihat anak-anak menikmati
            acara mandi sambil bermain. Tidak tampak kedinginan

            di  wajah  anak-anak  itu.  Mereka  tertawa  riang  sambil
            bermain  sembunyi-sembunyi  di  antara  batang  pohon
            dan rumah lanting.

                 Diyang  yang  melihat  semua  itu  hanya  tersenyum.
            Ia  beserta  suami  dan  ibunya  sedang  menikmati  pagi
            dengan suguhan teh dan pisang goreng. Hari ini ibu dan
            suaminya sedang di rumah saja.
                 “Hmm  ...  enak  sekali  pisang  goreng  buatanmu  ini

            istriku,” puji suaminya.
                 Diyang  tersipu sambil  menyahut,  “Ah,  pisang
            yang digunakan benar-benar matang ‘kan hasil panen

            Kakanda di kebun,” sahut Diyang merendah.
                 Ibu  Diyang  hanya  manggut-manggut.  Ibu  Diyang
            bahagia  dengan  keadaan  suami  istri  yang  sekarang
            berada di hadapannya. Ia merasa tidak salah pilih dalam
            menerima lelaki pendamping bagi anaknya. Ia merasa






                                          13
   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29