Page 32 - Kalsel-Siti Akbari-Datu Diyang-Sigit-Cek Kity
P. 32

“Ini  pikaras atas  jasa kamu  membantu  persalinan
            cucuku,” kata ibu itu sambil menyerahkan bungkusan.
                 “Tidak  usah,  Bu.  Saya  tidak  berharap  imbalan.
            Apalagi saya bukan dukun beranak sungguhan,” sahut

            Diyang. Dengan halus Diyang menolak.
                 “Jangan ditolak. Ini rezekimu,” paksa ibu itu.
                 Pada saat ibu itu tetap memaksa Diyang menerima
            pemberiannya,  kain  penutup  kepala  Diyang  terjatuh.

            “Astagfirullah!”  ucap  Diyang.  Tiba-tiba  lantai  yang
            dijejak  Diyang  berubah.  Ia  ternyata  masih  berdiri  di
            teras rumahnya. Diyang pun bingung. Kemudian ia pun
            tersadar bahwa rupanya tadi ia sempat menyebelah ke

            alam gaib.
                 “Alhamdulillah,  aku  telah  kembali  ke tempatku
            semula,” gumam Diyang bersyukur. Kemudian, dilihatnya
            sekelilingnya, tenyata hari telah sore. Ia segera masuk

            rumah. Dilihatnya ibunya sedang sesenggukan di dalam
            rumah. “Ada apa, Bu?” sapa Diyang pada ibunya. Ibunya
            kaget dan segera menghambur memeluknya.
                 “Alhamdulillah,  Diyang, engkau  sudah  kembali,”

            kata ibunya. “Dari mana saja kamu, Nak?“ cerca ibunya.
            “Suamimu  dan  warga  sedang  berusaha  mencarimu.
            Kami  semua  kebingungan  karena  tidak  ada  tetangga
            sekitar  merasa  melihatmu  hari  ini,”  jelas  ibu  Diyang,

            masih dengan isak tangisnya.






                                          21
   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37