Page 34 - Kalsel-Siti Akbari-Datu Diyang-Sigit-Cek Kity
P. 34

orang  yang  terkenal  dalam  membantu  persalinan  dan
            membantu kesembuhan orang yang sedang sakit,” kata
            ibu Diyang sambil membelai tangan Diyang.
                 “Namun, Bu, aku belum siap melakukan itu. Hingga

            saat ini, kami saja belum dipercaya untuk memperoleh
            keturunan,” ucap Diyang pilu.
                 Ibu Diyang mengerti bagaimana perasaan Diyang.
            Ia  pun  pernah  mengalami  apa  yang  dialami Diyang,

            menanti kehadiran buah hati dalam kurun waktu yang
            cukup lama.  Namun,  ibu Diyang  tidak  ingin  anaknya
            larut  memikirkan  hasrat  memiliki  keturunan,  lalu
            menolak anugerah menjadi dukun beranak.

                 “Anakku,  menolong  orang  ...  ini  akan  menjadi
            ladang ibadah yang insya Allah amalnya tidak akan ada
            putusnya,” kata ibu Diyang menasehati Diyang.
                 Diyang hanya diam, Ia mencoba mencerna apa yang

            dikatakan ibunya. Baginya apa yang dikatakan ibunya
            terasa menyejukkan hati sanubarinya.
                 Hari  mulai  gelap.  Seorang  demi  seorang  warga
            pamit undur diri. Warga sudah merasa tenang melihat

            Diyang  telah  kembali.  Diyang  pun  segera  mandi  dan
            istirahat setelah warga kembali ke rumahnya masing-
            masing.



                                         ***






                                          23
   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39