Page 39 - Kalsel-Siti Akbari-Datu Diyang-Sigit-Cek Kity
P. 39

menyadarkanku bahwa jangan sampai karena pikiran tertuju
            suatu hal, melupakan hal lain,” kata Diyang. “Mencari
            rambutan matang, padahal di mulut telah ada yang dinikmati.
            Akhirnya lupa dengan pijakan kaki,” sambung Diyang.

                 “Benar, istriku. Jangan sampai engkau larut terlalu lama
            dengan keadaan kita yang belum memiliki keturunan. Tetaplah
            bersangka baik pada Yang Mahakuasa. Masih banyak nikmat
            lain yang harus kita syukuri,” nasihat suaminya. “Syukuri apa

            yang kita miliki. Bersyukur dengan memperbanyak ibadah
            kepada Allah. Senanglah berbagi dan menolong orang yang
            memerlukan,” lanjutnya lagi. “Perihal kau bersedia atau
            tidak menjadi dukun beranak, itu sepenuhnya hakmu,” kata

            suaminya.
                 Diyang hanya diam merenungkan ucapan suaminya.
                 “Sebagai suami, aku sangat menghormati pilihanmu.
            Aku hanya ingin engkau mengingat bahwa semua yang

            engkau  lakukan,  apabila  ikhlas, balasan  yang  terbaik
            adalah di sisi Allah. Semoga kelak kita pun diberi Allah
            anugerah keturunan,” tambah suaminya.
                 “Amin  …,” ucap  Diyang mengaminkan  perkataan

            suaminya.
                 “Hari  telah  malam.  Ayo,  kita  beristirahat,”  ucap
            suami Diyang menutup pembicaraan.
                 Diyang pun segera beranjak istirahat.



                                         ***




                                          28
   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44