Page 44 - Kalsel-Siti Akbari-Datu Diyang-Sigit-Cek Kity
P. 44

8. PERSAINGAN



                 Perjalanan Diyang dalam mengemban tugas sebagai
            orang  yang  menolong  persalinan  bukanlah  tanpa

            kendala. Pernah suatu ketika ia dimusuhi oleh seorang
            dukun  beranak  yang  ada  di  desa  tetangga.  Menurut
            dukun beranak itu, Diyang telah merebut wewenangnya.
                 Menanggapi hal seperti itu, biasanya Diyang tidak
            cepat terpancing emosi, apalagi kalau berita embusan

            permusuhan  itu  hanya  kabar  dari  orang  per  seorang.
            Bagi Diyang, pandangan orang lain adalah urusan orang
            itu. Yang penting adalah bahwa apa yang dilakukannya

            berangkat dari niat tulus untuk menolong orang yang
            memerlukan.
                 Diyang yang selalu ingin belajar, berupaya mengatasi
            rasa permusuhan yang ditebar orang lain dengan kepala
            dingin. Terkadang apabila ada waktu, ditemani suaminya

            atau kadang ibunya, Diyang mengunjungi dukun beranak
            yang lebih tua. Ia sempatkan bersilaturahmi sekaligus
            memperdalam pengetahuannya terkait persalinan.

                 Begitulah yang terjadi hari itu. Ia mengajak ibunya
            untuk mengunjungi seorang dukun beranak yang ada di
            kampung sebelah. Dengan ibunya ia berkayuh bersama-
            sama.  Sebagai  buah  tangan,  mereka  membawakan








                                          33
   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49