Page 48 - Kalsel-Siti Akbari-Datu Diyang-Sigit-Cek Kity
P. 48

Nenek itu  terlihat  tersenyum  haru.  Ia senang
            mengenal  sosok Diyang  lebih  dekat.  Ternyata  selain
            cekatan seperti kabar yang ia dengar tentang Diyang,
            Diyang juga seorang yang halus budi pekerti.

                 “Oh  iya  Nek, kalau  tidak  keberatan,  apa  Nenek
            bersedia  memeriksa  rahim  Diyang?”  ujar  ibu  Diyang
            memecah suasana.
                 “Oh  iya  Nek, hingga  saat  ini  saya  belum  beroleh

            keturunan,” ujar Diyang menjelaskan.
                 “Mari kita ke bilikku!” kata nenek itu pada Diyang.
            Diyang  pun  mengikuti  nenek  itu  ke  ruangan  tempat
            nenek itu memijat pasiennya.

                 Setelah beberapa saat di ruangan itu, mereka pun
            keluar.  Nenek  itu  berujar,  “Rahimnya  sehat.  Hanya
            posisinya yang sedikit miring. Namun, tadi sudah saya
            coba  betulkan.  Insya  Allah  bila  telah  tiba  waktunya,

            anakmu akan memperoleh keturunan,” ujar Nenek itu
            pada Ibu Diyang.
                 “Oh iya, Cu, nanti saat selesai haid, kau cari nanas
            muda. Kau parut dan ambil airnya,” pesan Nenek itu.

                 “Terima  kasih  banyak, Nek, atas  bantuannya.
            Semoga Nenek tidak keberatan apabila suatu kali nanti
            saya berkunjung lagi untuk belajar dalam menghadapi
            persalinan,” kata Diyang sebelum undur diri.









                                          37
   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53