Page 51 - Kalsel-Siti Akbari-Datu Diyang-Sigit-Cek Kity
P. 51

“Ya,  seperti  itu,” kata  Diyang  melihat  apa  yang
            dilakukan  perempuan  itu.  “Lakukan  itu  setiap  hari.
            Engkau bawalah  bekerja  mengepel  lantai.  Perbanyak
            jalan kaki!” sambung Diyang.

                 Perempuan      hamil     itu   pun    pulang     setelah
            mengucapkan terima kasih. Tampak wajah perempuan
            hamil itu lebih tenang jika dibandingkan dengan wajah
            waktu datangnya.

                 Beberapa  hari  kemudian  perempuan  itu  datang
            lagi.  Diyang  memegang  bagian  perut  perempuan  itu.
            “Alhamdulillah, kepala bayimu telah masuk jalan lahir!”
            ujar Diyang.

                 “Alhamdulillah.” Perempuan itu terlihat lega.
                 “Tinggal menunggu waktunya lahir,” kata Diyang.
                 “Apabila  saya  sudah  ada  tanda  akan  melahirkan,
            apakah  saya  bisa  minta  bantuan  Diyang  dalam

            menghadapi persalinan?” tanya perempuan itu.
                 “Sebaiknya Ibu minta pertolongan dengan dukun beranak
            yang ada di kampung Ibu,” sahut Diyang. “Aku bukannya
            tidak ingin menolong, tetapi kita harus menghargai dukun

            beranak yang ada di kampung Ibu,” lanjut Diyang memberi
            pengertian kepada perempuan itu.
                 “Sekiranya dukun di kampung Ibu ada halangan atau
            ia berniat ingin meminta aku menemani menghadapi saat

            Ibu melahirkan, aku tentu tidak keberatan menolong,”






                                          40
   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56