Page 55 - Kalsel-Siti Akbari-Datu Diyang-Sigit-Cek Kity
P. 55

ada  sesuatu  yang  perlu  disampaikan,  Diyang  berani
            berbicara dengan perempuan muda itu.
                 “Nak,  maaf  sebelumnya,  aku  ingin  menyampaikan
            sesuatu,” kata Diyang.

                 “Iya, Cil, silakan!” jawab perempuan muda itu.
                 “Kuharap  kau  jangan  tersinggung.  Menghadapi
            peristiwa persalinan ini selain usaha, kita juga tidak lepas

            dari berdoa pada Allah Swt. Untuk menyempurnakan itu,
            kita juga harus memperhatikan hubungan kita dengan
            orang-orang terdekat, seperti dengan ayah ibumu, dan
            juga  suamimu.  Oleh  karena  itu,  aku  sarankan  engkau
            untuk  meminta  ampun,  maaf,  dan  restu  pada  kedua

            orang tuamu dan suamimu. Barangkali dengan cara itu
            akan menjadi salah satu sebab terbukanya jalan lahir
            bagi anakmu,” kata Diyang.

                 Perempuan muda itu tertegun. Wajahnya pias. Ia
            seperti  diingatkan  pada  sikapnya  selama  ini  dengan
            suami dan orang tuanya.
                 “Bukan  berarti  aku  mengatakan  engkau  salah,
            lalu  minta  ampun  dan  maaf,  aku  hanya  ingin  engkau

            minta doa restu dan ampunan dari orang tuamu. Minta
            doa  dan  maaf  dari  suamimu.”  Diyang  meneruskan
            penjelasannya.  “Bagaimanapun,  melahirkan  adalah

            saat seorang ibu melalui masa antara hidup dan mati.
            Perlu dukungan dan keikhlasan dari dirimu sendiri dan
            orang-orang yang ada di dekatmu,” ujar Diyang.




                                          44
   50   51   52   53   54   55   56   57   58   59   60