Page 23 - Kalsel-Kisah Datu Pemberani
P. 23
Pada malam yang sepi tidak terlihat kegiatan
warga bukit di pahuluan, lampu damar terang
benderang di sela dinding rumah yang bolong. Rupanya
ini suasana malam yang mengantarkan warganya
untuk tidur karena siang tadi sudah seharian mereka
bekerja di sawah.
Kehidupan mereka adalah sebagai petani. Petani
di desa tersebut merupakan petani tahunan tergantung
pada musim. Bila musim hujan terus-menerus mereka
tidak bisa bercocok tanam. Mereka bercocok tanam
setahun sekali tergantung pada keadaan alam.
Pada suatu hari menjelang panen di sawah, para
petani asyik berkumpul sambil berbincang-bincang
mengenai keadaan mereka.
“Udin, bagaimana keadaan keluargamu?” tanya
Samian menegur Udin temannya yang sesama petani.
“Alhamdulillah, baik-baik saja,” sahut Udin sambil
terus membersihkan sawahnya.
“Sebentar lagi kita akan panen, ya,” timpal petani
yang lain.
14