Page 29 - Kalsel-Kisah Datu Pemberani
P. 29

Jembatan yang mereka bangun akhirnya selesai.
                 “Alhamdulillah, ya! Jembatan kita sudah selesai,”

            kata seorang warga.
                 “Iya, kalau sesuatu jika dikerjakan bersama-sama,

            pasti cepat selesai,” sahut warga yang lain.
                 “Memang sesuatu itu harus kita kerjakan dengan

            gotong royong biar terasa ringan, seperti kata pepatah
            berat sama dipikul, ringan sama dijinjing,” timpal

            seorang warga lain
                 “Makanya,  kita  harus  selalu  bersatu,  apalagi  di

            zaman  penjajah  sekarang,  sewaktu-waktu  mungkin
            saja Belanda sampai ke kampung kita ini,” kata yang

            lain sambil terus memandang jembatan yang baru saja
            mereka selesaikan.

                 Di  tepian  sungai  pohon  bambu  yang  tumbuh
            rindang berbaris menyisir sepanjang sungai, membuat

            desa tersebut  indah dilihat.  Bukit kecil ditumbuhi
            rerumputan  dan  pohon  pisang  merindang  laksana

            permadani  terurai,  hijau  menghampari  keindahan
            alam di sekitarnya. Sesekali terdengar suara burung

            darah kuku bersahutan di ranting pohon balangkasua,
            pertanda hari mulai pagi.




                                          20
   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34