Page 38 - Kalsel-Kisah Datu Pemberani
P. 38
kata Galuh Idang sambil tersengal-segal menahan rasa
sakit.
“Akan tetapi, bagaimana dengan nasib anak-anak
kita sepeninggalanmu?” kata Datu Wani.
“Hidup kekal bukanlah tujuan. Kita harus berbuat
kebaikan untuk bekal di alam akhirat nanti. Dunia
ini bagaikan perahu di tengah lautan, tinggal kita
mengarahkan haluan perahu menuju kebenaran.
Dunia akan ditinggalkan, semua akan terpisahkan,
semua amal akan menjadi teman mati. Ini bukanlah
perpisahan, tetapi perpindahan dari alam sementara
ke alam yang akan dikekalkan,” sahut Galuh Idang.
“Baiklah, istriku. Aku relakan kepergianmu dan aku
berjanji akan mendidik anak-anak kita agar menjadi
anak yang pemberani dan pantang menyerah,”sahut
Datu Pemberani.
Dengan diiringi isak tangis anak Datu Wani yang
kehilangan ibu mereka, langit seakan mengerti yang
mereka alami. Hujan deras pun mengiringi kepergian
istri Datu Wani.
29