Page 45 - Kalsel-Kisah Datu Pemberani
P. 45
Wani agak ragu untuk mengumpulkan warga karena
sekarang musim menanam padi. Namun, karena
keadaan mendesak, ia terpaksa harus mengumpulkan
warganya.
Datu Wani mulai gelisah karena mendengar berita
dari desa tetangga bahwa Belanda mulai bergerak
menuju desa mereka. Datu Wani gelisah memikirkan
cara agar rakyat tetap dapat hidup tenang dan damai
tanpa ada gangguan dari pihak lain. Datu Wani terus
memikirkannya hingga pada akhirnya Datu Wani
memanggil anaknya.
“Majid, tolong pukul kentongan lima kali!”
perintah Datu Wani.
“Baik, Ayah,”sahut Majid dengan lantang.
Mendengar jawaban anaknya yang lantang, Datu
Wani tersenyum, dalam hati ia berkata, “Kau memang
anakku yang pemberani, Majid.”
Majid pun memukul kentongan lima kali. Suara
kentongan berbunyi lima kali pertanda ada yang ingin
disampaikan oleh sang pemberani. Ketika mendengar
36