Page 50 - Kalsel-Kisah Datu Pemberani
P. 50
Perjuangan Kaum Ibu
“Hai, rakyat desa yang pemberani, hari ini saya
membunyikan kentongan. Kita akan berperang di
perbatasan. Belanda telah menyerang desa yang
ada di wilayah timur desa kita. Semua laki-laki
harus berperang dan membawa senjata,” seru sang
pemberani dengan menutup kalimatnya dengan doa.
“Sudah begitu gawatnya, Datu?” sahut seorang
pemuda.
“Iya...kudengar desa tetangga lain juga sudah
mulai berjaga-jaga,” sahut Datu Wani.
“Ada baiknya kita juga perlu waspada karena
penjajah biasanya licik dan mereka sering menyusupkan
mata-mata ke tempat kita,” kata Datu Wani.
41