Page 51 - Kalsel-Kisah Datu Pemberani
P. 51

“Besok malam kita berkumpul lagi untuk mengatur

            strategi,” lanjut Datu Wani.
                 “Sekarang kalian bubar dulu dan lanjutkan bekerja

            seperti biasa,” perintah Datu Wani.
                 Akan tetapi, sebelum penduduk membubarkan

            diri, tiba-tiba ada seorang ibu yang menyahut, ia tidak
            ingin kalah dengan kaum laki-laki, “Bagaimana dengan

            kami kaum hawa?” katanya. “Apakah kami juga boleh
            ikut berperang bersama Bapak-Bapak?”

                 Mendengar perkataan tersebut Datu Wani terdiam
            sejenak, kemudian ia berkata, “Memang tidak ada

            yang  melarang  kaum  hawa  ikut  berjuang  melawan
            penjajah.” Namun, dia teringat akan istrinya dulu yang

            ikut berjuang melawan penjajah dan gugur di medan
            laga.  Datu  Wani  tidak  ingin  kejadian  yang  menimpa

            keluarganya dirasakan oleh orang lain.“Jangan sampai
            ada  anak  yang  kehilangan  kasih  sayang  seorang  ibu

            ketika  masih  kecil,”  pikirnya.  Datu  Wani  berpikir
            tentang cara agar kaum  hawa bisa ikut berpartisipasi

            melawan  menjajah.  Akhirnya  Datu  Wani  mempunyai






                                          42
   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56