Page 57 - Kalsel-Kisah Datu Pemberani
P. 57

Kehendak Illahi tidak dapat ditolak. Pada hari itu

            langit mendung mengiringi kepergian Datu Wani  yang

            meninggal  dunia  karena  memang  sudah  tua,    bukan
            karena tewas tertembak oleh musuh.
                 Sebelum meninggal  Datu Wani berwasiat kepada

            anak-anaknya,  “Anak-anakku  yang  tercinta,  jadilah

            engkau  pemuda  yang  berani  membela  rakyat  dan
            gunakanlah  keberanian  untuk  membela  kebenaran.
            Jangan menyalahgunakan ilmu untuk kejahatan dan

            jangan bertengkar sesama saudara kalian sendiri.

                 Bersatulah  kalian  untuk  mengusir  penjajah  dari
            bumi kelahiran kita ini. Kami belum bisa mengusir
            penjajah sekarang, tetapi Ayah yakin, kalian anak-

            anakku,  pasti  bisa  melakukannya.  Selama  penjajah

            ada di bumi kita, kita tak akan tenang hidup. Teruslah
            berjuang, anak-anakku!”
                 Di  muara  sungai  yang  panjang,  berbaris  rumah-

            rumah kecil beranjungan tinggi dengan tiang kayu ulin

            dan atap yang terbuat daun rumbia.  Dinding rumah








                                          48
   52   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62