Page 62 - Kalsel-Kisah Datu Pemberani
P. 62

Datu Mangantu merasa hatinya tidak enak seolah-
            olah ia akan menghadapi sesuatu yang belum pernah

            dialaminya. Memang, dalam berperang  jika kematian

            sudah ada di depan mata,  tidak ada yang lagi harus
            ditakutkan. Tekadnya sudah bulat untuk membela
            tanah air, tetapi entah mengapa ada sesuatu yang

            mengganjal di hati Datu Mangantu.

                 Pagi-pagi semua penduduk desa perbatasan
            bersiap  untuk  melawan  Belanda    yang  menyerang
            wilayah Datu Patinggi.  Semua orang membawa senjata

            dan bambu runcing.

                 Tidak lama kemudian Belanda  dapat memukul
            mundur  para  pejuang.  Anak  buah  Datu  Patinggi  dan
            Datu Pabungsu banyak yang gugur. Datu Patinngi

            mengajak  lari  Datu  Pabungsu  atau  Datu  Mangantu,

            tetapi  ia  tidak  mau.  Akhirnya,  Datu  Mangantu
            ditangkap Belanda.
                 Datu  Mangantu  berpesan  kepada  anak  buahnya,

            jika ia meninggal, ia harus dimakamkan di pendopo









                                          53
   57   58   59   60   61   62   63   64   65   66   67