Page 40 - Cerita Kisah Dewi Samboja
P. 40

“Tidaaaaaaak. Ayahanda, Kakanda.” Dewi Samboja
            mencoba  memburu  tubuh  ayahanda  dan  suaminya,
            tetapi ditahan oleh para prajurit utama. Mereka dengan
            sekuat tenaga menghadang Dewi Samboja karena para

            bajo semakin mendekat saja.
                 Dengan  hati  pedih,  Dewi  Samboja  pergi
            meninggalkan ayahanda dan suaminya. Ia didampingi
            beberapa  patih dan dayang  segera  pergi  menuju

            pegunungan,       sedangkan      Pangeran      Anggalarang
            bersama Raja Galuh gugur di tangan Kalamasudra.
                 Di tengah pertempuran itu, ayam terus saja
            berkokok. Burung hantu  pun ikut bersuara.  Suasana

            malam semakin kelam menemani kepedihan hati Dewi
            Samboja. Ia hanya menangis sedih melihat pertempuran
            itu.  Ia  tidak  kuasa  melihat  suami  dan  ayahandanya
            gugur di tangan para bajo.

                 Dengan sekuat tenaga ia berlari. Detak jantungnya
            berpacu kencang. Ia menghindar para bajo yang terus
            mengejarnya.  Sambil  berlari,  ia  terus  berdoa  dalam
            hati.  Ia  memohon  kepada  Tuhan  untuk  menolongnya.

            Ia harus tetap hidup demi suami, ayahanda, dan
            rakyatnya.
                 “Tuhanku,  tolonglah  kami.  Kami  tidak  pernah
            membayangkan  kalau  musibah  seperti  ini  menimpa

            kami.  Berikanlah  kami  kekuatan  dan  kesabaran.
            Lindungilah kami.” Dewi Samboja terus saja memohon
                                          30
   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45