Page 15 - Cerita Kisah Si Pego
P. 15

“Kita  istirahat  dulu,  Pego.  Matahari  sudah  tinggi.
            Kita  makan  dan  kumpulkan  tenaga  dahulu”  kata  Pak

            Kutoi.

                “Baik, Ayah, tetapi masih sisa sedikit lagi. Tanggung

            kalau  tidak  sekalian  dibersihkan,”  jawab  Pego sambil

            terus mengayunkan parangnya.
                “Kalau sudah selesai langsung istirahat dan makan

            ya.  Ayah  tunggu  di  pondok,”  kata  Pak Kutoi  sambil

            menggeleng-gelengkan kepala saat melihat cara kerja
            Pego.

                Lahan  pemberian  Pak  Kutoi  terletak  agak  jauh

            dari  kampung  Pego.  Diperlukan  beberapa  hari  untuk

            menempuh  perjalanan  ke  arah  hulu  Sungai  Kandilo.

            Menyediakan  lahan  untuk  dijadikan  ladang  oleh  Pego
            adalah salah satu bentuk kepercayaan Pak Kutoi bahwa

            Pego sudah  dewasa.  Pego  harus  menggarap  ladang

            agar  dapat  menyiapkan  masa  depannya  sendiri.  Hasil
            berladang juga dapat digunakan untuk melangsungkan

            pesta  perkawinan  bagi  pemuda  lajang.  Pego juga  tak

            boleh bergantung kepada orang tua angkatnya. Pego,

            Pak Kutoi, dan warga kampung  terbiasa pergi beberapa



                                          6
   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20