Page 39 - Cerita Kisah Si Pego
P. 39

yang tak pernah diketahuinya. Tak ada bayangan dalam
            benaknya wujud kayangan yang sebenarnya.

                Waktu  terus bergerak.  Terang  dan  gelap  silih

            berganti mengiringi jejak langkah Pego. Hanya cinta tulus

            kepada  istri  dan  anaknya  yang  sanggup membuatnya
            bertahan. Datun pun tak banyak membuat ulah dalam

            perjalanan.    Ia  lebih  sering  tertidur  di  dalam  lanjung

            yang digendong ayahnya. Datun kecil menjadi semangat

            sang ayah untuk mencari keberadaan istrinya.



                                         * * *



                Matahari  tepat  di  atas  kepala.  Tak  ada  daun-
            daun hijau nan lebat yang menaungi perjalanan Pego.

            Dedaunan  telah  menguning  dan  jatuh  tersapu  angin.

            Sumber  mata  air  sudah  susah  didapatkan.  Pego pun

            harus menggali pasir di antara bebatuan yang berada
            di tengah sungai yang mengering. Kedua tangan Pego

            menggali  pasir  dengan  sigap.  Mula-mula  hanya  pasir

            biasa,  tetapi  makin  dalam  pasir  galian  pego makin

            basah. Tidak salah lagi, air masih tersimpan di dalam




                                         30
   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44