Page 46 - Cerita Kisah Si Pego
P. 46
“Terima kasih, Ikan,” kata Pego. Pego pun
menyimpan kemenyan pemberian ikan itu dan
melanjutkan perjalanannya kembali.
Tak terasa perjalanan Pego dan anaknya sudah
cukup panjang. Musim kemarau sudah berlalu. Musim
hujan sudah datang. Rintik hujan yang datang mulai
membasahi tubuh mereka berdua.
“Kita berteduh dulu, Anakku,” bisik Pego kepada
Datun.
Mereka mencari pohon besar di pinggir sungai untuk
berteduh dari derasnya air hujan. Air sungai tampak
mulai meluap. Tampaknya daerah hulu yang sejak tadi
ditutupi awan hitam sudah menumpahkan air.
Banjir mulai datang dari hulu. Batang-batang pohon
yang mati ikut terbawa arus banjir dari hulu. Tiba-tiba
ada teriakan minta tolong dari atas ranting yang hanyut
di dekat tempat Pego berada. Pego pun mengamati asal
suara permintaan tolong tersebut. Ternyata ada seekor
semut yang terjebak banjir. Ranting itu menjadi satu-
satunya tempat bertahan semut agar tidak tenggelam.
37