Page 53 - Cerita Kisah Si Pego
P. 53
dingin yang menyelimuti mereka. Warna putih di sekitar
mereka perlahan berubah menjadi gelap. Tak ada yang
dapat dilihat, kecuali warna hitam yang pekat.
Kegelapan tak kunjung sirna. Tiba-tiba kilat
menyambar di sekitar mereka. Pego makin kuat
mencengkeram di punggung sang burung agar
tidak jatuh. Namun, sesuatu yang tak terlihat telah
menghantam mereka. Pego memekik ketakutan sambil
memeluk erat leher tunggangan mereka.
Tak lama kemudian kabut gelap di sekeliling mereka
mulai pudar. Perlahan-lahan tampak sebuah tempat
yang sangat berbeda dari tempat-tempat yang pernah
didatangi Pego.
“Inilah kahyangan, Tuanku. Semoga Tuan dapat
menemukan kembali istri Tuan,” kata sang burung.
“Terima kasih, Teman. Aku tidak akan melupakan
budi baikmu,” sahut Pego.
Pego meloncat turun dari punggung sang burung. Ia
melanjutkan pencarian istrinya dengan berjalan kaki.
Tak beberapa lama ia bertemu dengan seseorang.
44