Page 31 - Sumsel- Kisah Tiga Pangeran
P. 31
“Guru, izinkan saya belajar ilmu pertukangan di
sini,” kata Kiemas sambil menyerahkan uang sekaleng
bekal dari ayahnya dahulu.
“Bagus,” jawab sang Guru, “memang di sini tempat
yang tepat untuk belajar.”
Mulai hari itu Kiemas langsung belajar ilmu
pertukangan. Lama kelamaan, kepandaiannya jauh
melebihi gurunya. Kalau orang membuat rumah yang
dikerjakan oleh empat puluh orang selesai dalam empat
puluh hari, Kiemas dapat mengerjakannya hanya dalam
tujuh hari, pertanda kehebatan ilmunya. Inilah bekal
Kiemas untuk membangun negerinya. Tiada yang dapat
menandingi ilmu pertukangan yang dimiliki Kiemas
dan karena kehebatan ilmunya, ia dijuluki Pangeran
Pertukangan. Setelah lima tahun berada di negeri
itu, Kiemas pun pamit untuk kembali ke kampung
halamannya.
Kita lihat pula kisah Fhayyadh yang arah
perjalanannya ke simpang kiri. Ia telah masuk hutan,
keluar hutan. Telah jauh perjalanannya, melewati
semak belukar dan padang ilalang, menyusuri lembah
dan ngarai. Di suatu tempat, sayup-sayup ia mendengar
suara kokok ayam juga musik-musik yang bersahut-
23