Page 44 - Sumsel- Kisah Tiga Pangeran
P. 44
sembahyang, mengaji, dan beramal. Pendek kata,
semua ilmu kebaikan sudah saya dapatkan.”
“Baguslah kalau begitu. Baik, engkau istirahatlah
dahulu ke belakang,” kata ayahnya.
Setelah itu, giliran Kiemas menghadap kedua orang
tuanya. Ayahnya bertanya, “Hai Kiemas, apa yang
engkau peroleh selama lima tahun ini?”
Jawab si Kiemas, “Ai, hebat, Yah, ayah beruntung
punya anak seperti saya ini. Saya bisa membuat sebuah
rumah, segala macam perabot kayu, segala macam
apa saja. Saya sanggup mengerjakannya. Pendek kata,
beres. Panggilkanlah empat puluh orang untuk membuat
rumah.Tandingkanlah mereka dengan saya seorang.”
Kata ayahnya, “Ai, hebat engkau ini, Kiemas! Di
samping pandai segala-galanya, engkau juga sombong.
Baiklah, kalau demikian nanti kita panggil tukang. Saat
ini engkau istirahatlah, makanlah dahulu.”
Akhirnya, tibalah giliran Fayyadh menghadap kedua
orang tuanya. Seluruh badannya gemetar takut kepada
ayahnya. Ia sangat ketakutan membayangkan yang
terjadi dengan dirinya nanti. Fayyadh memberanikan
diri naik ke rumah dan dihempaskannyalah uang
sekaleng di depan ayahnya dan langsung berlari.
36